RSS Feed

Tag Archives: yunho

Now and Forever (Part 1)


Another romantic fan fiction about Kyuhyun and Chiara story…

Casts:
Chiara
Cho Kyuhyun
Yunho
Changmin
Lee Donghae
Amber f(x)
Sullie f(x)

—————————————————————————————————————
Sudah setahun ini hubungan Kyuhyun dan Chiara terjalin. Banyak hal yang mereka lalui bersama. Sesibuk apapun pekerjaan Kyuhyun, Ia akan menyempatkan diri untuk bertemu dengan Chiara. Begitu pula Chiara. Sejak awal berhubungan dengan Kyuhyun, Chiara paham betul kesibukan lelaki kesayangannya ini. Jadi Ia tak menuntut Kyuhyun harus sering menjumpainya. Selama Ia tahu Kyuhyun baik-baik saja, Chiara tenang.
“Hey!” Ha Ni menepuk lengan Chiara yang sedang termenung di mejanya. “Kau kenapa melamun saja? Memikirkan Kyu?” goda Ha Ni lagi.
“Ah-“ Chiara tersadar dr lamunannya. “Unnie, kau mengagetkan ku saja. Tidak. Aku tidak memikirkan Kyu..” Chiara mengelak. Jelas-jelas Ia sedang memikirkan Kyuhyun.
“Tidak memikirkan tapi sedang menunggu kabar darinya kan?” colek Ha Ni lagi.
“Unnie-ah..” Chiara mengalah. Ha Ni Unnie memang tahu segalanya. Sudah 4 hari ini Kyuhyun tak ada kabar. Dan Chiara takut untuk menghubunginya duluan. Takut mengganggu.
“Hubungi saja dia duluan. Kau ini kan pacarnya. Kenapa mesti takut?” saran Ha Ni lagi.
“Aku takut mengganggunya. Dia pasti sedang sibuk sekali..” Chiara kembali merenung sambil memandangi ponselnya.
“Kalau aku jadi kamu, aku pasti sudah menghubunginya. Daripada aku mati penasaran..” ujar Ha Ni Unnie sambil ngeloyor pergi menuju ruangannya.

# # #

Chiara sedang wara-wiri mempersiapkan berbagai kostum yang dibutuhkan untuk show DBSK. Sejak Super Junior sibuk menyelenggarakan World Tour, Chiara dan Ha Ni jadi ikut sibuk mempersiapkan konser DBSK di Seoul.
“Hwa Oppa, kau sedang sibuk ya?” Sullie datang ke ruangan itu dan menyapa Yunho.
“Yeah.. Begitulah..” Yunho menjawab dengan santai pertanyaan Sullie.
“Biukankah kau juga akan berangkat ke Paris? Kau kan akan konser dengan Super Junior di Paris 3 hari lagi.. Bagaimana persiapan disana?” kini Sullie sudah duduk di hadapan Yunho. Chiara hanya menguping dari pinggir saja.
“Iya.. Besok sehabis konser disini aku dan Changmin akan berangkat.. Semuanya sudah beres. Tinggal pergi saja..” Yunho merapikan pakaiannya. “Super Junior sudah berangkat kesana belum ya?”
“Mereka baru saja berangkat.” Sullie langsung menyambar dengan cepat. “Barus saja Kyu mengirimkan pesan kepadaku sebelum take off ke Paris..” jawab Sullie lagi. Chiara tercengang. Kyu mengirim pesan ke Sullie? Baru saja? Chiara meraih ponsel dari saku coat nya dan tidak ada pesan sama sekali untuknya. Entah mengapa Chiara merasa tak suka.
“Oh ya..” Yunho bangkit dan memberikan baju-baju yang Ia kenakan tadi kepada Chiara. “Terimakasih banyak atas bantuanmu hari ini, Chiara-ssie. Bagaimana kalau ku traktir makan malam?” tawar Yunho dengan ramah.
“Ah sayang sekali aku tak bisa ikut..” Sullie melengos dari posisi duduknya.
“Ah hemm..” Chiara menimbang-nimbang. “Bukankah kau harus istirahat kan kau konser besok..”
“Aku belum makan..” Yunho memegang perutnya. “Lapar juga tak ada tenaga untuk konser besok. Lagipula makan malam kan hanya sebentar. Ayo..” Yunho memaksa. Ia melirik ke arah Changmin yang berdiri di ujung sana. Changmin tersenyum dan ikut mengangguk menyuruhnya untuk ikut. Chiara mau tak mau ikut mereka berdua makan malam.
Read the rest of this entry

Under the Heaven

Posted on

Casts: Park Sooin, Chansung 2PM, Jung Yunho DBSK

OST : TVXQ HoMin-How Can I, F(x)-Calling Out

A/N : Author ingatkan kalau ini adalah ff bergenre fantasy, jadi tolong siapkan imajinasi kalian masing-masing yah^^
Oh ya, jangan lupa itu lagu ost.nya diputer biar suasananya lebih mendukung and bantu ngedapetin feelnya. Gomawo. Happy Reading^^

Kota Devon yang telah lama mati. Bangunan-bangunan tua mirip kastil berdiri kokoh di setiap penjuru. Sebuah sungai dengan airnya yang tenang membelah kota itu tepat di tengah-tengah. Di sisi sungai itu, di dekat jembatannya yang sudah tua dan rapuh, sebuah menara jam berdiri kokoh dengan jarumnya yang masih berdetak normal. Tidak ada cahaya dari dalam kota ini, kecuali cahaya bulan yang dipantulkan dengan sempurna oleh permukaan sungai. Sisanya, kota ini dipenuhi kegelapan.

Sempurna.

Kota mati ini adalah tempat paling sempurna untuk sebuah pertemuan terlarang.

Sembari menunggu kedatangannya, aku duduk di atap bangunan tua nan tinggi ini, menikmati angin semilir yang mengibarkan rambut panjangku dengan lembut. Dari ketinggian seperti ini, angin terasa lebih kencang. Kudongakkan kepala untuk menatap langit yang menaungi kota ini. Cahaya bulan purnama membuat langit terlihat cukup terang. Sesekali, sekumpulan awan hitam tipis bergerak di depan bulan. Perpaduan yang mempesona, pikirku.

“SooIn!”, seseorang tiba-tiba memanggilku. Aku tersentak kaget, lalu dengan cepat menoleh ke arah sumber suara itu. Di sana, di puncak menara yang lebih tinggi itu, seorang pemuda dengan sepasang sayap megahnya tengah berdiri. Beberapa bulu sayapnya jatuh berguguran di belakang tubuhnya. Kepalanya sedikit tertunduk untuk menatapku. Wajahnya tersembunyi di balik kegelapan karena ia berdiri membelakangi arah cahaya dari langit. Pesona misterius itu benar-benar terpancar kuat dari dirinya…

Karena ia adalah pemuda yang terlahir dari kegelapan…

Pemuda itu mengepakan sayapnya dan terbang menuruni puncak menara ke tempat dimana aku telah berdiri menunggunya. Semakin dekat jaraknya dariku, aura kematian itu semakin kuat. Dan tepat ketika kakinya menyentuh dataran atap ini, angin tiba-tiba berhembus kencang menerpaku. Kutundukkan kepalaku dalam-dalam sambil memejamkan mata, mencoba menahan aura kematian yang begitu pekat dari dirinya. Tak peduli seberapa sering aku telah bertemu dengannya, aku tidak pernah bisa terbiasa dengan aura kematian yang sangat kuat itu. Aura itu selalu membuat sekujur tubuhku terasa sakit.

Karena aku adalah makhluk yang tidak bisa dekat dengan kematian…

“Kau terlambat lagi, Hwang Chansung”, ucapku pelan. Setiap kali berdiri berhadap-hadapan dengannya seperti ini, yang bisa kulakukan hanyalah menahan segala rasa sakit yang menyerang tubuhku. Rasa sakit yang disebabkan oleh ketakutan luar biasa akan dirinya. Kalau saja Tuhan tidak pernah menciptakanku seperti ini…

“Maafkan aku”, ucapnya dengan nada menyesal. Ia begitu saja memalingkan muka dariku.

Alisku berkerut. Memalingkan muka berarti menyembunyikan sesuatu. “Chansung-ah, ada apa?”.

Ia menarik nafas pelan dan mulai berbicara. “Angel kematian yang lain sudah mulai curiga dengan pertemuan kita. Mungkin mulai sekarang aku tidak bisa dengan bebas pergi menemuimu lagi. Akibatnya akan fatal kalau mereka sampai mengetahui pertemuan kita”.

Aku terkejut mendengar penjelasannya. Bagaimana bisa seperti itu? Kota yang kosong tanpa kehidupan tidak mungkin menarik perhatian angel kematian.

“Tapi, bagaimana bisa…”.

Read the rest of this entry

Simpati Kedai Kopi


“THE 1st SPLASH FANFIC COMPETITION”

JUARA 1

Cast:

Lee Tae Ra

Choi Siwon SUJU

“Mungkin hidup seperti ramalan cuaca yang salah. Saat kecil kita berharap masa depan kita cerah, tapi hidup tak semudah itu. Kita harus menghadapi teriknya matahari, kerasnya badai dan dinginnya hujan salju.” Han Deo Mi, Fashion 70’s.

Saat kecil, kau tentu berharap masa depanmu cerah. Menggapai segala cita-cita dan angan-anganmu, mengejar mimpi-mimpimu, berharap bahwa setidaknya hidupmu bisa lebih berguna. Begitu pun aku, Lee Tae Ra. Sebagai putri pertama dari keluarga sederhana, aku ingin bisa mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Meraih mimpi dan angan-anganku sendiri. Aku tahu hidup ini tidak mudah, tergambar jelas dari setiap peluh yang menetes dari dahi ayahku yang setiap hari mengangkut berpuluh-puluh karung biji kopi demi menghidupi kami. Untuk itu aku harus belajar dengan giat, mereka bilang selama kau tekun dan pantang menyerah maka apapun yang kau usahakan akan berhasil. Aku menanamkan perkataan itu dalam-dalam ke dalam benakku, sehingga setiap kali aku lelah dan ingin menyerah dorongan yang kuat muncul dari dalam diriku, dorongan untuk tidak pernah menyerah. Dengan tekad seperti ini kelak 10 atau 20 tahun lagi, aku akan menjadi salah satu wanita sukses di Korea, dan ayahku tak perlu repot-repot mengangkat karung-karung biji kopi lagi. Ya, saat itu aku yakin sekali, yakin bahwa impianku akan terwujud dengan segala kerja keras yang kulakukan. Namun aku melupakan satu hal.. Takdir. Tepat seminggu setelah hari kelulusanku di SMP, ayahku meninggal. Segalanya berubah sejak itu, segalanya terasa jauh lebih berat setelah itu. Perjalanan hidup yang tak pernah ku perhitungkan sebelumnya menanti di depanku. Perjalanan hampir kehilangan kepercayaanku pada diriku sendiri.
********

~cling..
Seorang pemuda memasuki sebuah kedai kopi di pinggir jalan.
“selamat datang..” seorang pelayan menyambut dengan ramah. Pria itu mengangguk “dimana aku bisa duduk?” tanyanya.
“anda bisa duduk dimana saja yang tuan inginkan” sahut pelayan tadi.
Dari balik bar Tae Ra memperhatikan pria itu, ia kemudian keluar menghampirinya.

“mari kuantar ke balkon ujung, tepat menghadap ke sungai,  tempatnya sangat nyaman dapat sedikit menenangkan” ujarnya Tae Ra pada pria itu. Pria itu mengangguk, mengikuti Tae Ra.
“mau pesan apa tuan?” tanyanya ramah.
“menurut mu apa yang cocok untukku?” pria itu balik bertanya.
Tae Ra menghela nafas panjang.. “perkenalkan, namaku Lee Tae Ra pemilik kedai kopi ini” Tae Ra menjulurkan tangannya. “Choi Siwon..” pria itu menjawab singkat sembari menyambut jabatan tangan Tae Ra.
“aku tidak bermaksud mencampuri, tapi kelihatannya erasaan anda sedang tdak enak, kalau anda berkenan anda boleh sedikit becerita, mungkin aku dapat sedikit membantu.” Tae Ra tersenyum ramah.

“tidak, aku mau pesen kopi saja”jwabnya singkat.

“baiklah,  mungkin hot capucino dengan ekstra foam dapat sedikit mencairkan suasana hati anda.. bagaimana?” Tae Ra memberi tawaran.

“baik aku pesan itu saja 1 cangkir.” jawab Siwon.
“baik tunggu sebentar.” Tae Ra membungkukan badan dan kembali ke bar.

Tak lama kemudian Tae Ra kembali dengan nampan yg berisikan pesanan Siwon.
“ini pesanan anda” Tae Ra meletakkan secangkir kopi dan sepiring wafle ke hadapan Siwon. Kemudian ia menarik kursi di sebelah Siwon, meletakkan cangkir kopinya dan duduk.
“apa ini?” ujar siwon memandang sepiring wafle dihadapannya.
“itu wafle anggur, menu baru yg kubuat.. cobalah” Tae Ra tersenyum.
“tapi aku tidak memesannya” Siwon menatap Tae Ra, ia baru sadar ternyata senyum Tae Ra sangat cantik.
“kau memang tidak memesannya, aku yg memesankannya untukmu. Ini gratis cobalah.. rasannya sangat cocok dengan capucino nya.” Tae Ra menyeruput kopinya. Siwon mengangguk, kemudian menyeruput kopinya juga. “kopinya sangat enak” ujar Siwon lebih santai.
Read the rest of this entry