Casts:
Yourself
Cho Kyuhyun
Kim Heechul
Kim Junsu
—
Pagi itu aku bangun lebih awal, hari ini aku merasa sangat bersemangat. Bagaimana tidak? Hari ini adalah comeback Super Junior, dan aku rasa aku harus jadi orang pertama yang membeli album mereka.
Aku bergegas mandi dan sarapan, dan dengan hati riang aku melangkahkan kakikku menuju toko musik. Huuuuh…. ternyata aku bukanlah satu-satunya ELF yang ingin menjadi pembeli pertama album mereka, lihat saja mungkin sudah ada sekitar sepuluh orang berkumpul disini dengan mengenakan pernak-pernik berbeda yang menunjukkan bahwa mereka ELF padahal tokoknya belum buka.
“aaah… cinca…. andwe..andweee… aku harus tetap jadi pembeli yang pertama, kyu oppa akan sedih kalau tau aku tidak secepatnya membeli album mereka..”
Aku berjalan pura-pura acuh berusaha mendekati pintu masuk toko tersebut supaya aku bisa jadi orang pertama yang masuk ketika tokoknya buka.
“YA..YAA..!!!” Busted seseorang meneriakiku..
Aku menoleh dan memasang tampang bodoh “wae?”
“aku yang pertama kali tiba disini, kenapa kau malah berdiri disitu?? MINGGIR!!!”
“MWO?? Aku yang pertama kali tiba disini!!!!!” seseorang mennyahut keras tidak terima. Tidak mau kalah yang lain ikut-ikutan menyahut tidak jelas. Kenapa mereka? Ah berisik sekali!
Pegawai toko datang dan bingung melihat kehebohan yang terjadi… “ige mwoya?” tanyanya padaku, tentu saja ia bertanya padaku, hanya aku yang tidak ikut dalam kehebohan yang terjadi, padahal kalau dipikir-pikir mereka ribut kan karenaku.
“YA!!!!!!!” teriak si pegawai toko yang setelah dilihat-lihat mirip Kim Soohyun, setelah kuceritakan padanya apa yang terjadi. Mereka terdiam dan menoleh sebentar lalu kembali ribut tidak jelas.
“YAAAAA!!!!!” teriaknya semakin keras membuat telingaku mendengung. Lagi-lagi para ELF tersebut terdiam dan menoleh 1…2….3….. mereka kembali beradu mulut kurang.
“cinca!YAYAYAYAYAYAYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” teriaknya lagi super keras membuatku yang berdiri tepat disebelahnya terasa dihantam badai. Aku yang terkejut balas meneriakinya “YAAA!!!!!!!!”
“WAE?????” Bentaknya keras kali ini tepat dihadapanku. “YA! KENAPA KAU MEMBENTAKKU????” balasku tidak terima.
“ya… kalian ini kenapa?” salah satu dari ELF yang entah sejak kapan sudah tidak bertengkar menegur kami.
“apa kalian sudah selesai bertengkar?” tanya si pegawai toko bodoh
“apakah kami tadi sedang bertengkar?” tanya salah seorang dari mereka sama bodohnya
“aah… sudahlah… sekarang buka tokonya dan biarkan aku masuk duluan!!”
“andweee…. aku yang duluan..”
Mereka lagi-lagi bertengkar… “HENTIKAN!!!” si pegawai berteriak, untuk aku menjauh darinya.
“serahkan padaku saja! Kumpulkan uang kalian dan biarkan aku masuk ke dalam dan membelikan album tersebut untuk kalian, dengan begitu kalian semua akan menjadi pembeli pertama!” ujarnya berusaha menengahi yang disambut anggukan setuju dari mereka. Mereka satu-persatu mulai memberikan uang mereka kepada si pegawai, hingga tersisa aku yang belum memberikan uangku.
“kau? Berikan uangmu.” Pintanya padaku
“ha? Untuk apa?” tanyaku tidak mengerti, umm lebih tepatnya pura-pura tidak mengerti.
“bukankah kau ingin membeli album SJ juga?”
Aku hanya menggeleng pelan kemudian tersenyum. “jadi kau disini bukan untuk menjadi pembeli pertama album SJ?” tanya salah seorang dari ELF dan kubalas dengan senyuman meremehkan yang diartikan ‘iya’ oleh mereka dan mereka tidak mengacuhkanku lagi.
Beberapa menit kemudian toko tersebut akhirnya buka… aku bergegas masuk dan menoleh kekiri dan kanan memastikan bahwa tidak ada satupun dari mereka yang masuk kedalam. Sialnya rak untuk New Release album terdapat dibagian depan dan dipenuhi oleh CD SJ yang membuatku sangat tidak sabar, kalau aku mencoba mengambilnya begitu saja dapat dipastikan serigala-serigala diluar sana akan mengamuk.
Kulihat si pegawai menuju rak tersebut dan mengambil CD tersebut dalam jumlah banyak kemudian membawanya kekasir. ‘Kesempatan bagus!’ pikirku
Aku menuju kasir, dengan cepat mengambil satu CD yang ditinggalkan si pegawai untuk mengambil beberapa CD lagi. Tanpa pikir panjang aku langsung membayar CD tersebut. YEAAAAAAAHHHH Aku menjadi pembeli pertama. Rasanya senang sekali.
“Ya… kau…bukankah kau bilang tidak ingin membeli album SJ? Apa yang kau lakukan? Kau membohongi mereka?” Si pegawai yang memang benar-benar mirip Soohyun ini protes ketika kasir memberikan bungkusan transparan berisi CD SJ milikku.
“kau ini cerewet sekali! Kerjakan saja tugasmu…!” jawabku sambil tersenyum riang.. aku sangat bahagia.. aku sedang tidak ingin marah. Kulihat pegawai tersebut memandangku aneh dan kemudian tersenyum simpul “berhentilah mengidolakan artis. Mereka hanya akan menyakitimu…!”
Mendengar perkataannya emosiku bangkit lagi… “MWO?!!”
“anniii… pergilah” jawabnya masih tersenyum membuatku muak dan memutuskan untuk pergi.
***
“In sung~aaah…. temani aku hari ini, ye?” pintaku pada adikku.
“unnie…. aku baru saja pulang, masa kau memintaku menemanimu nonton Inkigayo lagi? Shiroo…”
“jebal In Sung~aah! Hye na tidak bisa menemaniku, aku akan mentraktirmu makan malam! Bagaimana?” aku mulai merengek.. Aku tidak ingin melewatkan Inkigayo hari ini, tentu saja, aku sudah tidak sabar ingin bertemu Kyu oppa.
“kalbi!”
“ne..ne…. kita makan kalbi malam ini.. ayo kita berangkat”
Kami datang sangat awal hari ini. Tapi itu tidak membuat studio Inkigayo sepi. Ramai sekali, dan 85% dari mereka adalah ELF, 45% diantara mereka adalah fans Kyu atau sebut saja Sparkyu, meskipun itu bukanlah sebutan resmi untuk fans Kyu, tapi aku suka menyebutnya seperti itu.
‘Huh, tapi tetap saja tidak aja yang lebih mengerti Kyu selain aku, aku kan telah menjadi Sparkyu sejak ia pertama, tidak..tidak bahkan sebelum dia debut aku telah menyatakan diriku sebagai fansnya!’ meskipun kekanak-kanakan tapi pikiran semacam itu memang selalu menghampiriku, apalagi bila ada orang atau temanku yang baru menjadi fans oppa.
“HUAAA KYU OPPA…. DAEBAK YA KYU OPPA… YAAAA OPPPAAAAA….”
“OPPA SARANGHAEEEEE…. OPPPA… KYAA KYU OPPAAAA!!!”
Aku tidak berhenti berteriak saat giliran mereka menyanyi di stage. Meskipun ini bukan pertama kalinya aku melihat mereka langsung, tapi rasa gugup dan tidak percaya selalu menghampiriku. Senyum pun selalu terkembang dibibirku apalagi saat mendengar sekaligus menyaksikan Kyu oppa menyanyi.
Spring 2006
“Junsu oppa…. waaah Junsu oppa daebak oppa!!!!” kataku heboh waktu Junsu lewat dihadapanku. Aku membawa sebuket bunga untuknya, saat itu mereka baru saja menyelesaikan konser mereka diacara korean festival. Mungkin orang-orang bisa saja menyebutku stalker karena kecintaanku padanya membuatku lupa diri. Aku bahkan berusaha keras agar bisa masuk kesini tapi toh aku tidak peduli, aku menyukainya.
“oppa… terimalah…” pintaku malu-malu… “thanks” jawabnya acuh, mengambil bunga ditanganku dan berlalu begitu saja.
“aah..op..oppa…” aku tidak diam saja, aku mengejarnya.. aku ingin melihatnya lebih lama, ini mungkin kesempatanku satu-satunya.
“apalagi? Aku sedang sibuk…” jawabnya ketus membuatku takut
“aku…aku… hanya ingin melihat wajahmu. Mungkin ini satu-satunya kesempatan yang kumiliki!” kataku jujur
“ch.. apa kau tidak punya TV? Sudahlah aku lelah!” jawabnya kemudian membanting bunga yang tadi kuberikan untuknya.
Tubuhku terasa kaku, mataku terasa panas dan tak terasa air mataku mengalir. Benarkah…benarkah orang ini adalah Junsu yang aku tau? Junsu yang selalu bersikap ramah pada fansnya. Apa aku membuat kesalahan yang membuatnya tidak suka padaku? Atau ini memang sifat aslinya? Andwee… dia bukan orang seperti itu. Andweee….
Aku masih berkutat dengan pikiran-pikiranku sampai seseorang pria datang memungut bunga tersebut “hyung… maafkan aku tapi tidak seharusnya kau seperti itu.” Ucapnya pelan pada Junsu, aku rasa dia juga kecewa pada Junsu.
“sudahlah kau belum tau rasanya. Suatu saat kau akan tau betapa melelahkannya semua ini.” Tandasnya kemudian pergi berlalu.
“Pe..permisi.. apa kau baik-baik saja?” tanyanya lembut.
“ne.. gomawoyo…” jawabku saembari mengelap air mataku.
“ini…” katanya mengembalikan bunga yang tadi dipungutnya padaku.
“aanii… itu aku berikan untukmu saja..”
“Waa… Aku bahkan menerima hadiah pertamaku dari seseorang dua jam sebelum debutku..” katanya tersenyum manis. Aku seperti pernah melihat wajahnya.
“ne? Apakah hari ini debutmu?”
Ia lagi-lagi tersenyum “meskipun kau membelinya bukan untukku. Aku harap bunga ini membawa keburuntungan untuk karirku yang baru akan ku mulai hari ini! Gomawo” ia menepuk pundakku pelan lalu pergi..
Aku tersentak “cho..chogi… INGATLAH AKU SEBAGAI FANS PERTAMAMU!!!!” teriakku. Ia berbalik, tersenyum
“kurae? Kalau begitu kau harus menjadi pembeli pertama setiap album kami keluar, kau harus selalu menonton konser kami, arraseo?”
“nee… op..oppa!” kataku tersipu, ia tertawa kecil kemudian melambaikan tangannya padaku.
Sejak hari itu.. aku tidak bisa menyukai orang lain selain dia.. tak peduli gosip atau berita buruk apapun yang menimpannya aku tidak akan percaya sampai aku mendengarnya dari mulutnya sendiri.
Sepanjang show, aku bahkan hanya melihatnya, tidak memperhatikan yang lain. Saat giliran Kyu oppa yang bernyanyi, mata kami tidak sengaja bertemu selama beberapa detik. Aku tau dia pasti tidak merasakan apa-apa atau bahkan tidak sadar sama sekali. Tapi hal itu justru membuat jantungku berdetak kencang dan tersipu malu..
Setelah acara selesai aku menyelinap ke backstage, melakukan hal yang dulu pernah kulakukan dan membuatku jatuh cinta pada Kyu oppa.
Tubuhku gemetar melihatnya berjalan kearah tempatku berdiri, setelah 4 tahun menjadi fansnya, menonton setiap konser dan acaranya, baru kali ini aku memberanikan diri untuk menemuinya langsung, melihatnya lagi dari dekat. Jantungku rasanya akan berhenti berdetak saat ini juga, aku sangat gugup, “Kyu…oppa…”panggilku pelan ketika ia lewat dihadapanku.
Ia menoleh sekilas dengan ekspresi yang tidak bisa ku mengerti, kemudian berlalu begitu saja. “Kyu oppa!!” panggilku lagi berusaha mencegahnya.
“ah ne~ annyeong hasseyyo…” sapanya ramah, lebih tepatnya berusaha ramah..
“oppa penampilanmu tadi sangat mengagumkan.. benar-benar keren!!!” kataku antusias, tapi ia hanya merespon dengan senyum tipis.
“ini untukmu oppa” aku memberikannya sebuah kotak kecil untuknya, dan ia menerimanya.. “gomawo” jawabnya datar.
“oppa… apa kau sedang sakit..?”
“anii….” jawabnya cepat, ekspresi wajahnya berubah, apa ia tidak ingin bicara denganku? Apa aku membosankan? Apa aku mengganggunya?
“benarkah? Tapi wajahmu tidak seceria biasanya!”
“sudahlah.. seperti kau peduli saja denganku!” ia mulai ketus
“oppa… katakanlah padaku! Aku mungkin bisa membantumu!” rengekku padanya, ekspresi wajahnya membuatku takut dan khawatir. Ia seperti sedang menyimpan sesuatu.
“membantu? Huh… lupakan saja!” ia pergi begitu saja.
Aku mengejarnya, aku tidak ingin pertemuan ini menjadi tidak berkesan untuknya. Aku ingin ia ingat padaku, fans pertam yang memberinya bunga. “oppa mianne…! aku …aku hanya khawatir!”
“pergi!” “oppa!!”
“pergi!!!!!” bentaknya, wajahnya terlihat mengerikan, aku tidak pernah melihat ekspresi seperti ini diwajahnya. Apa aku membuat kesalahan?
Read the rest of this entry →